Siapa sih Fuaad Achmad?

Jumat, 21 Desember 2012

Iklan seperti ini harusnya Mewabah di Indonesia


Ini adalah video iklan sebuah perusahaan asuransi di Thailand, iklan ini sangat mendidik moral setiap orang yang melihatnya. Sangat menarik dan semua orang pasti akan senang bahkan terharu karena menghayatinya. Jadi bukan tidak mungkin jika indonesia mau mencontoh nya iklan itu akan mendapatkan perhatian publik yang luar biasa, jika kemudian konsisten dan berlanjut apresiasi akan berdatangan dari banyak pihak.

Marketing Public Relation atau dunia pertelivisian kita saat ini sangat pesat kemajuannya, bahkan beberapa waktu yang lalu teman saya mengunakan judul "Dampak Telivisi Terhadap Perkembangan Anak" dalam karya tulis ilmiahnya. dari sini jelas jika budaya menonton televisi sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat indonesia. Namun sangat di sayangkan jika para pelaku marketing public relation memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari untung sebesar-besarnya tanpa memperhatikan dampaknya bagi masyarakat. para pelaku dunia marketing public relation biasanya hanya mengutamakan rating dengan menjual sisi komersil di pasar saja, begitupun dengan iklan, meskipun tayang dengan durasi yang ta lebih dari 1 menit pengaruhnya juga sangat besar bagi yang melihatnya sekilas. apalagi saat ini banyak iklan-iklan di bumbui dengan beragam daya tarik yang semakin nyeleneh menonjolnya mengikuti zaman yang semakin edan ini. Seperti yang sekarang sering berlalu lalang di tv, kita perhatikan iklan XL sama snack susu real god... ciyus? miapa? atau nyot nyot di kenyot nyot, huh seperti ini? ironi sungguh mereka, hanya mementingkan kemenonjolan, keutungan dan keberhasilan saja. Tidak ada nilai-nilai yang bisa memajukan karakter penonton. parahnya ikalan malah jadi trendseter dan mewabah di masyarakat kita.

Selasa, 18 Desember 2012

Misteri Kaos Berkerah

Kaos hitam oblong dengan gambar Batman lagi memeluk Robin yang kupakai, sudah meluntur.  Celana pendek tanpa kantong, membuatku menyelipkan selembar uang bernilai 10 ribu rupiah itu di celana dalam. Aku tidak pernah melepas gelang saat mandi, itulah mengapa tidak ada bedanya antara warna gelang yang kusam, dengan warna kulit tanganku yang belang. Dalam penampilan yang seperti ini, aku berdiri di depan pagar yang tinggi, menekan bel milik istana megah sang kekasih. Motor produksi Cina yang lampu sen kirinya rusak itu, kuparkir saja di pinggir jalan. Persis di samping pot raksasa yang terlihat lebih tertata rapi ketimbang rambutku yang membangkang. “Ting nong.. Ting nong..” Begitu suara bel-nya.

Ini pertama kalinya aku datang ke rumah Anis, kekasihku yang cantik keturunan Jawa. Aku tahu, penampilanku yang seperti ini akan menjadi fenomena. Tetapi apa yang bisa kuperbuat, bajuku yang lain masih basah karena terendam banjir yang melanda kampungku. Tidak ada maksud untuk meminta sumbangan. Pacarku memang kaya, tetapi rindu yang kurasa jauh lebih kaya raya darinya. Biarlah sekarang aku menjadi laki-laki, datang membawa kepalan rindu yang membabi buta.

Tiba-tiba sosok pria yang tinggi badannya lebih pendek dariku, datang membukakan gerbang. Meski lebih pendek, pria itu tetap terlihat lebih tua. “Cari siapa, Mas?” tanya-nya sopan. Bagus! Untunglah aku tidak dikira meminta-minta.

“Cari Anis, Mas. Anis-nya ada?” Begitu kataku, membalasnya dengan sama sopan. Aku tersenyum lebar, sambil merapi-rapikan rambut. Percuma, rambutku tetap terlihat seperti baru keluar penjara.

“Oh, Mbak Anis. Ada, ada. Silahkan masuk, Mas.” Ujarnya, mempersilahkanku masuk. Aku langsung mengajak motor sipitku itu masuk, ikut bersamaku. Pria itu, sepertinya tukang kebun. Karena kulihat ada selang yang panjang tergeletak pasrah memuntahkan airnya. Maka kutinggalkan motorku di pinggir gerbang garasi, kemudian aku melangkah menuju teras, mengikuti langkah pria itu.

 “Mau minum apa, Mas?” Pria itu bertanya lagi.

“Ah, ga usah repot-repot, Mas. Sirup juga nggak apa-apa kok.” Aku menjawab. Seketika suaraku terdengar serak, seperti menahan dahaga akibat tersesat di gurun Sahara. Pria itu mengangguk, lalu masuk ke dalam. Untuk beberapa saat, aku sendirian.

Saraf Okulomotor bekerja dengan baik saat ini. Menggerakan bola mataku ke segala arah. Sungguh, pemandangan rumah megah ini sudah terlihat indah meski hanya aku baru duduk di teras luar. Berbeda dengan rumahku, yang terlihat di depan teras hanyalah Vikki, kucingku yang sudah lama menjanda. Itupun beserta “ranjau darat” buatan Vikki yang entah kenapa, aku terus yang jadi korbannya. Tertawa geli sendiri jika aku mengingatnya. Di hadapanku sekarang, terdapat banyak tanaman-tanaman yang tidak murah. Ditata rapi oleh tangan yang teliti, terawat sekali. Melintang ke sebelah kanan, aku melihat ada sebuah kandang burung beo. Burung itu berkicau sesekali. Sepertinya belum pandai bernyanyi. Beo yang pendiam, persis seperti Rangga di “Ada Apa Dengan Cinta.” Burung itu menarik perhatianku. Aku berdiri, menghampirinya.

“Rangga, Rangga? Krrrr, krrrr…” Kujentikkan jemariku di dekat burung beo itu. “Rangga… ada gossip lho. Masih ingat Cinta? Cinta khan sudah menikah. Cukuliiiiin….” Sambungku sambil tertawa-tawa sendiri. Akan tetapi Rangga, burung beo yang baru saja sembarang kukasih nama itu, tidak menggubrisnya. Mungkin dia tersinggung, karena tatap mataku yang tajam ini, mirip Nicholas Saputra. Biar saja! Keberadaan burung beo ini cukup menghiburku. Mengisi waktuku sambil menanti Anis, kekasihku yang mungkin keluar dengan busana terbuka. Hehehehe.

Tiba-tiba ada yang batuk. “Uhuk.” Aku tidak mengenal suara batuk siapa itu, yang jelas aku tahu batuk itu berasal dari belakangku. Nah, sirup-nya datang. Aku menggosok-gosok celanaku, siap memegang gelas dan menenggaknya tanpa ampun. “Sebentar ya, Rangga. Nicho minum sirup dulu, nanti kita main lagi.” Aku berpamitan pada burung beo. Gila! Namun, setelah aku menengok, ternyata bukan sirup yang datang. Tapi,

“Sore, Om.” Aku terkejut. Gila! Badan tinggi besar, memakai celana pendek dan kaos berkerah putih yang bertuliskan KELUARGA BESAR MABES POLRI, berdiri di depanku. Itu ayah Anis. Seketika, aku menyapanya, tidak sempat membaca doa.

“SORE!” Jawabnya singkat, tegas. Seperti suara pemimpin upacara bendera pusaka di perayaan HUT RI yang pertama. “Cari Anis?” Tanya-nya kepadaku lagi, menatap dengan mata curiga.

Sial! Cari siapa lagi kalau bukan cari Anis. Dasar tukang tilang! Jika tidak mencari Anis, masa aku disini mencari gara-gara. Tidak mungkin pula jika aku menjawabnya, bahwa aku sedang mencari sesuap nasi. Namun jika sekarang aku berhadapan dengan sosok ayah pacar seperti ini, lebih baik aku mencari tali tambang lalu gantung diri. “MAMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA…..!” Teriakku dalam hati.

“Iya, cari Anis, Om.” Jawabku singkat, lemah gemulai.

“Teman sekolahnya, Anis?” Tanya-nya lagi.

Sejak kemunculannya dengan kaos mengerikan itu, aku sudah mengira bahwa siang ini aku akan diguyur hujan pertanyaan. Sungguh aku ingin menjawab bahwa aku bukan teroris, tetapi aku takut. Aku takut kalau beliau tahu bahwa aku belum punya SIM. Sekarang aku bingung mau jawab apa, karena aku bukan teman sekolahnya Anis. Aku pacarnya Anis, pacar sekolahnya. Demi cinta monyetku pada Anis, tidak sekalipun aku mengakuinya sebagai teman. Meski dihunus pedang, ditodong pistol atau diancam ketapel, tetap aku akan mengakui bahwa “Aku adalah pacarnya Anis.”

Sambil meremas-remas bajuku, aku menjawab, “Saya pacarnya Anis, Om. Hehehehe.”

“PACARNYA?!!!!” Om itu kaget. Terdengar dari reaksi volume suaranya yang menggelegar. Reaksi yang mirip dengan ucapan “SIAP, GRAKKK!!!”

Apa jawabanku tadi salah? Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.  Matanya melotot, memperhatikanku dari ujung kepala sampai ujung aspal. Aku tidak bergerak sama sekali. Aku takut tiba-tiba Om itu mengeluarkan Shotgun, lalu memasukkan moncongnya ke mulutku. Atau kemungkinan yang paling realistis adalah, aku diusir dari rumahnya karena penampilanku mirip dengan mantan narapidana.
Karena takut, aku berkata terbata-bata : “Baru 3 hari jadian, kok Om. Belum saya apa-apain. Demi Tuhan!” Keningku berkeringat. Punggungku seperti terpanggang, mataku berair, pipiku merah, hidungku bengkak, bibirku pecah-pecah, rambutku belum keramas, bahkan bulu kakiku merinding.

“3 HARI? BELUM KAMU APA-APAIN? EMANG MAU DIAPAIN? AWAS MACAM-MACAM SAMA ANIS! NANTI KAMU SAYA PENJARA!” Ujarnya.

 Seakan ketika alam mendengar perkataannya, angin berhembus kencang. Meniup daun-daun gugur dan mengoyang-goyangkan pohon beringin. Di belakang Om itu, kulihat sirup sudah diletakkan di atas meja. Sungguh, aku ingin meminumnya, sebentar. Tenggorokanku semakin kering dibentaknya seperti itu. Andai aku boleh mengarang, aku akan menjawab, “PAPA SAYA KETUA KPK! AYO, SERAHKAN DAFTAR REKENING OM!” Namun sayang, aku hanyalah anak seorang buruh, ibu kasir di tokoh kelontong nya sendiri.

“ASTAGA, OM TEGA BENER! YA ENGGAKLAH OM! “ Begitu kataku. Susah payah aku menahan kaki yang hendak bergetar-getar. Gempa dasyat mengguncang nyaliku.

Tiba-tiba, di waktu yang genting itu, malaikat penyelamat datang. Anis, dengan rambutnya yang masih basah, datang. Sambil menyisir-nyisir rambutnya, Anis memanja kepada ayahnya. Begini,

“Eh, eh, eh…. Uda kenalan. Gimana?  Pacarku ganteng, khan?”

Mendengar pernyataan itu, seakan seisi Taman Safari muntah-muntah. Sungguh, aku tidak tahu lagi apa yang akan dilakukan ayah Anis, setelah mendengar ucapan Anis barusan. Sepertinya tipis kemungkinanku sampai rumah dalam keadaan sehat selamat. Kemaluanku pasti mau diborgol, sementara mulutku disumpal sepatu ABRI. Sungguh, aku takut sekali. Anis, aduh……… :(

Namun situasi mendadak mencengangkan, ketika ayah Anis berkata.. “Iya. Ganteng!” Siapa yang tidak terkejut mendengarnya, ternyata ayah Anis juga menyimpan rasa padaku, sejak pertama kali berjumpa. #PRAAAKKKK! Tidak mungkin begitu! Aku menebaknya sebagai ucap kata yang berfungsi menjaga perasaan Anis, anak perempuan kesayangannya, satu-satunya. Meski lega, namun aku tetap berhati-hati.

“Anis, mama mana?” Om galak itu, bertanya pada Rini. Sementara aku diacuhkan.

“Di atas. Mau aku panggilin?” Jawab Anis.

“Ya Tuhan! Jangan tinggalkan aku sendiri lagi dengannya Anis! Nanti aku bisa dimasukkan ke kandang Rangga, burung pendiam itu. Tetaplah disini, please, please, please, love and gaul!” Jerit ratapku dalam hati.

“Iya, tolong panggil mama. Kenalkan juga sama pacarmu ini!” Kata Om itu.

Huaaaaaaaaaaaaaaahhhhh….! Muncul di kepalaku sosok berkonde, dengan sebuah keris sedang menodong ketekku. Matilah aku, matilah aku!

“Siap bos. Pasti mau ngomongin tanaman lagi.” Jawab Anis, patuh.  “Tunggu sebentar ya, Sayang.” Sambung pesannya terlempar ke telingaku. Anis pun pergi. Tinggal kita ber-4 ; Aku, Ayah Anis, Rangga Si burung beo dan segelas sirup.


“NAMA KAMU SIAPA? TINGGAL DI MANA? ASLI MANA? ITU MOTOR KAMU? SUDAH PUNYA SIM? BAPAK KERJA DIMANA? SAMPAI TERJADI APA-APA SAMA ANIS, LIHAT SAJA!”


Begitulah berondong peluru tanya yang dilesatkan Om itu tepat di depan jidatku. Aku menjawab semua pertanyaan sulit itu, dengan berpura-pura meyakinkan. Padahal, sebentar lagi aku ngompol. Ini pelajaran, lain kali jika mau ke rumah pacar untuk pertama kalinya, aku harus memakai popok. Aku tahan sekuat tenaga rasa kebelet itu. Rasa gugup yang sama jika harus berpidato tentang 4 sehat 5 sempurna di hadapan suku kanibal.

“INGAT,  SAYA TIDAK MAU DIA PUNYA PACAR ANAK BERANDALAN MACAM KAMU!” Sambungnya lagi. Tidak lama, Anis dan Ibunya datang.

“Owalaaaaaa, ini toh…” Suasana meramai, sekotak es batu terbelah.

Ibu Anis menunjuk-nunjuk wajahku sambil tertawa. “Siapa namanya?” Sambung ibu itu bertanya padaku. Sedangkan ayah Anis, melangkah menuju kandang Rangga, mungkin memeriksa kesehatan burung beo.

“Fuad, tante.” Jawabku sopan, tetapi masih gugup.

 “Ooooo, Fuad. Duduk nak, duduk.” Ibu itu mempersilahkanku duduk.

 Anis ikut duduk di sebelahku, sedangkan ibu sempat melihat tanaman sebentar, lalu pamit masuk ke dalam. Ayah Anis beranjak mendekati motorku. Mati aku! Semoga Om itu tidak melihat bahwa kaca spionnya retak. Sesekali ia melirik ke arahku dengan tatapan menusuk. Untung bola mataku tidak bocor. Namun suasana agak mereda setelah itu. Aku dan Anis dibiarkan mengobrol. Padahal aku masih dalam keadaan gugup, meskipun aku berusaha menutupinya di depan Anis. Perlahan tapi pasti, kuteguk sirup itu untuk menenangkan. Sekitar 10 menit aku dan Anis berbincang-bincang, Om itu kembali cari gara-gara.

“Puwat, pinjam motornya!” Tawarnya, namun seakan mengancam.

“Hihihihihihi, emang bisa bawa motor?” Anis yang bodoh itu, malah tertawa geli.

“Aku mau denger suara mesinnya aja, Nis.” Jawab Om itu, pura-pura senyum.

“Boleh, Om.” Aku menyerahkan kunci motorku.

“BRUAAAAAAAAM…….. BRUAAAAAAM….. BRUAAAAAAAAAAAM……” Gas motorku digeber-geber ala pembalap liar yang sedang menguji motornya di bengkel. Tidak lama, mesin motornya dimatikan lagi. Om itu menghampiriku, menyerahkan kunci motorku. Tatapannya masih sama, tidak berubah. Arti tatap itu kemungkinannya hanya dua ;

1.    Om itu membenci penampilanku
2.    Om itu menyimpan rasa padaku.

Setelah itu, ayah Anis mengambil selang lalu memilih untuk menyiram tanaman. Melihat jarak yang jauh antara aku dan ayah Anis, kemudian aku berbisik…

“Anis, mama kamu asik ya..”

“Iya, mama emang asik.”

“Tapi, papamu galak ya.”

“Hiihihihihihihi..”

 “Kok ketawa? Galak tau!”

“Ituuuuuuuuuuuu, Om Wahyu! Dia tukang kebun, tapi uda kayak sodara. Bukan papaku. Papa khan lagi tugas, sayang. Galak ya Om Wahyu? Emang gitu, orangnya. Hehehehe….”


7 kepiting mendadak menstruasi, 5 cacing tanah breakdance, 13 kecoa memakai helm, 6 cicak minum baygon dan 34 ikan hiu, memakai behel. Aku? STROKE!!!!

GUUUBRRRRRRAAAAAAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK………..!!!!

Susahnya Menerima Kegantengan



Benar adanya, sesungguhnya orang harus menerima kenyataan hidup. Apapun itu. Takdir tak bisa dibantah, manusia seakan hanya harus menerimanya. Gue sempet ragu ketika banyak orang bilang gue ganteng. Tapi setelah gue pikir-pikir, jangan-jangan jadi orang ganteng emang nasib gue?? Yaudalah terima aja.

Di zaman yang "apasih" ini, ternyata jadi orang ganteng itu susah. Iya. Telah melekat di bayangan orang kalo orang ganteng itu digandrungi, dieluk-elukkan, dipuja, dikagumi. Oke itu bener, tapi itu zaman dulu. Kalo zaman sekarang, orang ganteng itu malah banyak di-diskriminasi, difitnah, dituduh dan disalah-artikan.

Sampe sekarang gue masih kesel sama siapa itu yang bilang, dia bilang kalo cowok ganteng itu kemungkinannya cuma 2, yaitu kalo nggak brengsek, dia gay. Paradigma itu merugikan gue sebagai cowok ganteng setia baik hati suka menabung penuh talenta sayang mama dan... genit. :|

Gue pernah pasang DP BBM berdua sohib gue yang ganteng juga, sohib gue ini emang udah deket banget sama gue. Dia friend gue yang emang sering gila-gilaan bareng sama gue lah. Harusnya dengan gue memajang DP bareng dia, orang akan berpikir tentang indahnya persahabatan. Tapi apa yang gue terima?? Komentar temen-temen gue yang laen malah, "ciyeeee...", "langgeng yaaa..", "kapan kalian married??" Fakkk! (Ini tadinya gue pengen nulis faaaaakkkkkkkkkkkkkk, cuma kepanjangan). Gue bete! Kenapa dua orang ganteng yang foto bareng dibilangnya gay? Kenapa??? Gue kasih tau, dan perhatikan ini baik-baik! Nggak semua orang ganteng itu gay!! Bertrand Antolin, Indra Bruggman, okelah mereka gay. Tapi Ryan Gosling, Brad Pitt, Fuad Achmad, mereka straight! Dan eeeeitttssss.. Emang lu pikir cowok yang menurut pandangan umum itu nggak ganteng adalah "lurus" semua?? Coba lo liat Ade Juwita. #maafkanakumbakadejuwita :/

Susah jadi orang ganteng. Apalagi kalo gantengnya nggak didukung materi, jatohnya malah sakit hati. Kalo cowok jelek tapi beduit, itu ibarat HP CDMA, tapi pulsanya 10 Milyar. Biar jelek-jelek, bisa buat nelpon sepuasnya. Tapi kalo orang ganteng yang kere?? Itu ibarat Harley Davidson, tapi nggak ada bensinnya. Apalah gunanya. Paling buat jadi properti model kalender. Dan lo tau siapa cowok ganteng yang nggak beduit?? Gue. :/ Gedek juga gue. Persis waktu itu, gue lagi berdiri di pinggir jalan, ada dua cewek di sebrang senyum-senyum sama gue. Giliran diliatnya gue berhentiin ojek, mereka buang muka. Pwihhh!! Kenapa cewek harus cari cowok yang punya mobil?? Itu sama aja kayak joki 3 in 1! Ha!!!

Ada yang bilang juga, percuma ganteng kalo nggak lucu. Nah ini yang ngomong gini nggak mikir tentang bagaimana kegantengan itu bukan perkara enteng. Coba lo pikir! Orang ganteng, disuruh, ngelucu. Ini kan lucunya ketutupan ganteng. Yang ada ketawanya malah beda. Gue pernah mencoba ngelawak, eh cewek-cewek ketawanya bukan "hahahahahaha", tapi malah "ah ah ah ah ah..." Kan ngeselin. Itu semacam "hahahahaha" yang dibaca dari kanan dengan slow motion. :/

Ya kira-kira begitulah susahnya jadi orang ganteng. Cuma banyak yang menuduh kalo gue itu sok ganteng. Kalo emang bener sok ganteng itu mengurangi kegantengan, berarti jangan salahin gue kalo gue bertingkah sok ganteng. Sekarang gini.. Gue ganteng, banget. Gimana caranya biar gue nggak ganteng banget? Ya dengan sok ganteng. Seenggaknya itu kan jadi mengurangi parahnya kegantengan gue. Coba kalo misalnya gue nggak sok ganteng, belagak bego aja gitu merasa muka gue biasa aja, kan jadi malah tambah parah gantengnya. Kasian cowok-cowok laen. Jadi sok ganteng adalah cara gue untuk memperjuangkan keseimbangan sosial. #halah
Nah berikut adalah sebuah "puisi gaul" yang gue persembahkan untuk gue dan cowok-cowok sok ganteng lainnya.


Gue Ganteng Banget

Astaga!!
 Gue??
Gue ganteng banget.
Waktu gue bersin, rok emak-emak pada beterbangan.

Astaga!!
Gue??
Gue????
Gue ganteng banget.
Waktu gue batuk, kancing kemeja cewek langsung pada lepas.

Astaganagaaaaa...
 Gue ganteng banget!!
Waktu gue ngedip, bedak Syahrini langsung retak-retak.

Astaganaga matahari ramayana...
Sumpah, gue ganteng banget.
Waktu gue nonton TV, TV-nya gemeteran.

Astaga gueeeee...
 Gue gantengnya ganteng banget.
Waktu gue bayar tol, kembaliannya bunga mawar.

Kenapa gue ganteng banget astaga???
Kalo gue jadi presiden, penduduknya pasti cewek semua.
Kalo gue ke mall, yang pertama gue cari pasti tempat penitipan sayap.
Astaga..
Gue ganteng banget.


#silakanmuntah :/

Senin, 29 Oktober 2012

Demi Waktu BUKAN Demi Uang! Atau Anda Miskin Selamanya!

Tuhan telah memberikan petunjuk kepada umatnya agar bisa bahagia, tidak rugi, dan bahkan bisa kaya. Namun tidak banyak manusia yang mampu menemukan rahasia dibalik petunjuk-petunjuknya.
Salah satu petunjuk Tuhan agar anda bisa kaya yaitu tentang WAKTU.. Ketika anda memahami rahasia dibalik waktu dan mengaplikasikannya dengan benar, anda tidak akan rugi, tidak akan miskin, dan bisa kaya sekaya yang anda mau..
Al Ashr (Demi Masa)
Demi Masa (waktu).
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Allah SWT.
Al-Qur’an surat ke-103
Coba anda pikir kenapa Allah membuat surat Al’Ashr (Waktu), kenapa sih bukan “Demi Uang” atau “Demi Berlian”, karena waktu lebih berharga dari itu. Manusia yang tidak dapat menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya termasuk golongan yang merugi.
Surat Al-Ashr memang singkat dan terkesan umum, maka dalaimlah oleh anda karena maknanya sangat dalam. Mari kita dalami dari sudut pandang bisnis untuk mendapatkan kekayaan..
Coba anda tanya kepada orang-orang kaya, orang-orang sukses.. seberapa berharga waktu dimata mereka?
Ini saya temukan dalam buku best seller “Unlimited Wealth” karya Bong Chandra seorang milyarder juga Motivator Termuda No. 1 di Asia..

Mata Uang Paling Berharga Adalah Waktu
Uang yang sudah hilang dapat dicari kembali,
tetapi waktu yang sudah berlalu tidak dapat dibeli kembali.

Bong Chandra, dalam bukunya mencoba untuk mengubah pola pikir “time is money” menjadi “time is diamond“, begitu bernilainya waktu dimata seorang milyarder.
Robert T. Kiyosaki, salah satu orang superkaya pengusaha properti, saya pernah baca bukunya, beliau begitu menghargai waktu hingga mengatakan orang kaya adalah orang yang memiliki banyak uang dan memiliki banyak waktu.
Apakah anda orang yang memiliki waktu dan uang?
4 tipe orang diukur dari waktu:
  1. Memiliki waktu luang tapi tidak punya uang.
    Seperti saya dulu seorang pengangguran memiliki banyak waktu luang. Mengbahiskan waktu cuma dengan kumpul-kumpul, bermain remi, bermain game di depan komputer seharian, tidak berpikir tentang masa depan. Hingga suatu saat saya berpikir bahwa kalau terus berulang-ulang seperti ini tiap hari saya akan miskin selamanya, rugi hidup seperti ini.
  2. Memiliki banyak uang tapi tak punya waktu.
    Mereka adalah pekerja keras, setiap hari kerja dari pagi ketika anak mereka masih tidur dan pulang malam ketika anak mereka sudah kelelahan dan tidur, berulang-ulang tiap hari. Seperti pemilik rumah makan tapi dia juga bekerja di rumah makannya itu sendiri dari mulai buka hingga tutup tidak dapat ditinggalkan karena dia harus terlibat didalamnya. Memiliki cukup uang untuk beli mobil, home teather, rumah yang layak dan lain-lain tapi tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk menghabiskan waktunya bersama keluarganya.
  3. Tidak punya waktu dan tidak punya uang.
    Saya dulu pernah bekerja menjadi seorang karyawan. Pergi Pagi Pagi Pulang Petang Pantat Pegal Pegal Pala Puyeng Penghasilan Pas Pasan, uang gajian saya waktu itu cuma bisa buat bertahan saja tak bisa menabung bahkan sering berhutang.
  4. Memiliki banyak uang dan waktu.
    Ini adalah golongan terbaik, mereka yang berada di golongan ini adalah para pemilik sistem bisnis. Mereka membuat sistem sehingga bisnisnya mampu berjalan dengan sistem tersebut tanpa banyak campur tangan pemiliknya. Bisnisnya tetap berjalan dan menghasilkan uang walaupun pemiliknya meninggalkannya beberapa bulan.
Berada di golongan manakah anda?
Golongan manakah yang anda inginkan? Golongan 4? Jika ya, lanjutkan baca.. jika tidak, lewatkan saja..
Untuk berada di golongan 4 ini anda harus selalu ingat kuncinya adalah Al-Ashr (Waktu), anda harus memndapatkan uang tapi jangan sampai kehilangan waktu. Saya kasih contoh sederhana seperti ini..
  • Anda pemilik warnet, anda menjadi operatornya, anda menjadi teknisinya, anda mengatur keuangannya. INI SALAH, banyak orang terjebak disini, mereka katakan bisnis tapi mereka terlibat banyak didalamnya. Anda mungkin mendapat uang lebih banyak karena tidak menggaji orang tapi anda kehilangan waktu.
  • Anda pemilik warnet, anda membuat sistem (membayar operator, teknisi, pengelola keuangan) agar warnet berjalan tanpa anda. INILAH yang BENAR!
Orang Kaya “Membeli” Waktu, Orang Biasa “Menjual” Waktu.
Orang biasa pada umumnya melamar pekerjaan (menawarkan waktunya untuk “dijual” kepada bisnis owner)..
Orang biasa: Pak bos, saya lulusan sarjana S1 Institut Terpandang Banget mau “menjual” waktu saya 8 jam setiap hari kerja.
Orang kaya: Oke, saya membutuhkan seorang web programmer, bagaimana kalau waktu anda saya “beli” Rp. 60.000 per 8 jam (atau sekitar Rp. 1,5 juta per bulan), nanti kalau sudah 3 bulan saya naikkan jadi Rp. 80.000 per 8 jam (Rp. 2 juta per bulan). Deal?
Orang biasa: Oke deal pak bos..
Apakah anda mengerti maksud saya? Ga usash mikir dulu yang rumitnya, berpikir polos saja dulu :)
Dari percakapan diatas dapat diartikan bahwa.. waktu per hari “Orang biasa” berkurang 8 jam per hari (24 – 8 = 16 jam per hari). Dan waktu per hari “Orang kaya” bertambah 8 jam per hari (24 + 8 = 32 jam per hari)
Singkat cerita pemilik perusahaan besar dengan karyawan 1000 orang yang bekerja 8 jam setiap harinya bisa diartikan bahwa dia (si Pak Bos pemilik perusahaan) memiliki waktu 24 + 8000 jam per hari.
Bayangkan 8000 jam setiap hari kerja (dari para karyawan) bekerja dengan sistem yang mengalirkan uang kepada pemilik bisnis, bagaimana tidak kaya si pemilik bisnis?
Apakah anda sudah memahami makna waktu?
Pusing? Ingin yang lebih simple? Bisnis online mungkin bisa jadi jawaban untuk anda, komputer dan internet mampu bekerja 24 setiap hari untuk anda, tinggal anda cari tau bagaimana cara agar kmputer dan internet bisa bekerja menghasilkan uang untuk anda..
Jangan sia-siakan waktu anda! Demi waktu!

Semoga sukses selalu!

Kamis, 25 Oktober 2012

Itu Udel Ya? #fiksiunyu

Dan semua berawal waktu gue masih TK..

Dimanaaaa dimanaaa dimaanaaaa...
(backsound Alamat Palsu – Ayu Ting Ting ).
Masa-masa TK adalah masa-masa terbaik dalam hidup gue.
Waktu masih TK mua gue masih bersih, masih ganteng(kata mama), dan masih putih(sekarang juga masih putih, putih tua).
Banyak cewek yang naksir sam gue waktu TK, jelas gue bangga banget dengan segala keadaan dan kenyaman gue  waktu itu. Faktor utama penarik perhatian dan senjata utama gue jadi playboy waktu TK adalah hidung gue. Kebanyakan dari mereka suka hidung gue, katanya sih hidung gue lucu, dan itu ngebuat gue terlihat ganteng.
Dengan banyaknya cewek yang suka sama gue, otomatis ngebuat temen-temen cowok gue jealous. Dan itu ngebuat temen-temen cowok gue iri.
Jumat pagi, jadwalnya TK gue buat senam, dandanan gue udah maksimal ,level kegantengan gue udah kelewatan banget. Itu semua supaya cewek –cewek di TK gue banyak yang nempel. Gue ga tau kesurupan setan dari mana sekecil ini udah mikirin cewek.
Seperti kata kakeknya spiderman ‘Great power comes great responsbility’, begitu juga kegantengan, semakin lo ganteng makin besar tanggung jawab yang harus diemban, makin besar tanggung jawab makin besar juga resiko yang dihadapi. Semuanya terdengar bijaksana.
Gue berangkat pake sepeda ontel tetangga gue, kebetulan tiap pagi yang nganterin gue berangkat adalah tetangga gue, karna orang tua sibuk banget cari nafkah. Gue sekolah dengan bahagia, seperti hal nya anak-anak TK lainya, gue main sama temen temen dengan sangat ceria, kami lari-lari, loncat-loncat , guling-gulingan ditanah dan nyanyi-nyanyi dengan ceria (TK gue emang mirip kayak asrama india).
Ada seorang temen gue namanya Virgo, dia cowok paling gede dan macho di TK gue , ibaratnya dia adalah preman TK. Dia ga suka dan iri sama gue karna gue deket sama cewek-cewek. Makin lama Virgo makin dongkol sama gue, sampai akhirnya kedongkolan Virgo sama gue memuncak dan ga tertahan lagi. Ini bedanya cowok sama cewek, cowok kalo dongkol akan mengerahkan sekuat tenaganya untuk marah , tapi cewek akan mengeluarkan sekuat suaranya untuk njerit.
Waktu gue lagi ngrobrol dan becanda sama cewek-cewek tiba tiba Virgo nyamperin gue dari kejauhan. Dan..
BUUUUGGHH!!!!
Virgo mukul hidung gue pake sendal jepitnya Ibu Guru.
Gue nangis gara-gara dipukul pake sendal, gue  mimisan. Nangis lebih bukan karna sakitnya, lebih karna gue ngerasa terhina banget dipukul pake sendal, sendal bu guru lagi, bu gurunya yang tua lagi. Hidung gue berdarah darah dan bengkak.
Itulah sejarah awal mula hidung gue keliatan kayak terong belanda. Dan sejak saat itu gue dipanggil terong, si Hidung besar. Semua ini hasil karya Virgo.
Hari demi hari gue lewatin, dengan hidung yang udah ga unyu lagi, satu demi satu cewek ninggalin gue, semua beranggapan bahwa gue ga ganteng lagi gara gara hidung gue yang kayak hidung terong gara-gara ditampar pake sandal, dan itu ga keren banget.
Satu-satunya cewek yang bilang gue ganteng adalah nyokap gue.
Gue ga bisa bedaain apakah itu karena cinta nyokap ke anak yang terlalu besar , atau terlalu kasihan liat gue jadi begini, entahlah itu masih jadi misteri bagi gue sendiri.
Sejak itu gue jadi anak paling cupu, julukan Playboy TK udah dicabut dari nama gue. Gue ga bisa main india-indiaan sama Dini lagi, gue ga bisa main masak-masakan sama Farah lagi, gue ga bisa main rumah-rumahan sama Andita lagi, gue ga bisa main suami-istrian sama Reno lagi. Gue tamat.
...
Beruntunglah gue, sampai di bangku SD temen –temen gue masih kebanyakan temen TK jadi mereka masih manggil gue terong.
Niat awal gue buat memperbaiki citra di SD mungkin akan sedikit terhambat dengan hadirnya mereka,tapi gue ga pernah berhenti berusaha ngerubah citra gue jadi baik lagi di bangku SD ini.
Segala upaya gue lakukan buat ngebangun citra yang baik.
Tiap berangkat sekolah gue selalu pake parfum, bedak bayi, dan ga lupa pake celana dalem favorit gue.
Gue menyebutnya celana dalem favorit karna dia berulang-ulang kali nyelametin hidup gue dari kemaluan, bukan kemaluan yang itu, kemaluan yang lain. Kemaluan yang disebabkan oleh anak-anak SD yang berotak bejat seperti temen-temen gue.
Mungkinkah mereka lahir dari batu? Gue juga gatau, yang jelas ada salah satu temen gue yang mukanya kayak Sun gokong, dapat dipastikan dia lahir dari batu.
Ada sebuah fenomena yang menarik di SD gue, khususnya buat anak baru. Tradisi yang turun menurun dari dulu, dan sekarang giliran generasi gue untuk merasakan tradisi ini. Tradisi yang amat sangat mengerikan, kami menyebutnya RAZIA OTONG. RAZIA OTONG di lakukan dengan memlorotkan celana orang lain tanpa disadari.
Disinilah gunanya memiliki celana dalem yang bagus. Di SD gue kalo kita ga pake celana dalem yang bagus atau gambarnya ga lagi nge-hits pasti jadi sasaran dari kekejaman RAZIA OTONG dan itu bakalan merusak nama baik minimal selama minimal seminggu sampai semua ada korban RAZIA OTONG selanjutnya.
Suatu hari gue pernah dijadiin korban tindakan bejat RAZIA OTONG , celana gue di plorotin didepan kelas, tapi karna setiap hari gue udah punya persiapan gue pun aman dengan celana gambar teletabis yang waktu itu lagi nge-hits, kalo sekarang mungkin semacam Fruitaman. Iya bener, tokoh favorit gue adalah teletabis. Horor bukan?
Tapi sayangnya temen gue Pradana ga seberuntung gue dulu. Dia jadi korban kebejatan temen-temen gue, dan kebetulan gue juga ikut mlorotin.Kejadian itu berlangsung begitu cepat. Gue berada diposisi depan dan lurus dengan titit Pradana.
Dan...
BRET!
Ga disangka-sangka ternyata si Pradana ga pake celana dalem, gue yang di depannya persis kaget setengah mati, gue kaget bukan karna dia ga pake celana dalem tapi kaget karna tititnya ga ada. Gue ulangin, TITIT-nya GA ADA.
Gue syok!
Setelah gue raba-raba , iya memang benar, ternyata emang ga ada, hanya ada udel disana.
Setelah kejadian itu, Pradana jadi bahan ejekan dan bulan-bulanan kita. Awalnya sih gue seneng bisa bikin orang ketawa, sampai saat gue baru sadar Pradana pasti kesepian dan malu.Akhirnya gue jadi ga enak dan minta maaf ke dia.
Hari demi hari berlalu, gue sekarang temenan sama Pradana dan gue masih penasaran dimana letak Titit pradana sebenernya,banyak pertanyaan muncul diotak gue saat itu. Apa mungkin tititnya di kepala kayak teletabis? Apa mungkin Pradana hermaprodite? Apa mungkin tititnya gabung sama jempol kaki? Ga ada yang tau, hanya Pradana dan Tuhan yang tau.
 Karna makin penasaran , gue beraniin diri buat tanya ke Pradana dimana tititnya sebenernya,dan dia ngasih penjelasan ke gue  kenapa tititnya ga ada.
Semua rasa penasaran gue seakan sirna. Ternyata titit Pradana masih ada , cuma ukuranya aja yang kecil dan moncongnya kedalem, jadi lebih terlihat seperti udel, bukan kayak titit orang kebanyakan. Gue turut bahagia dan sekaligus lega ternyata Pradana masih punya titit.
Dan sekarang gue selalu mendoakan Pradana biar titit Pradana bisa tumbuh seperti orang normal lainya. Kami akhirnya berteman makin akrab, dan titit pradanalah yang menyatukan kami.
Antiklimaks.

Jumat, 19 Oktober 2012

Kamis, 04 Oktober 2012

KESIMPULAN



BAB III
PENUTUP

I.                   Kesimpulan
Dari Makalah diatas Kita Menarik Kesimpulan :
*     Pentingnya undang-undang sebagai tumpuan bangunan pendidikan nasional di samping untuk menunjukkan bahwa pendidikan sangat penting sebagai penjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia, juga dapat dipedomani bagi penyelenggaran pendidikan secara utuh yang berlaku untuk seluruh tanah air.
*      Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (sesuai UU No. 20 Tahun 2003)
*      Fungsi landasan yuridis pendidikan, yaitu :
1.      sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang mengikat setiap manusia didalamnya dalam menjalankan proses pendidikan, dan memberikan sanksi yang sesuai dengan ketentuan bagi yang melanggar.
2.      untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam hal penyelenggaraan pendidikan.
*      Dalam pelaksananaan sisitem pendidikan yang baik harus ada sikronisasi serta komunikasi antar lembaga terkait, guru (Dewan pengajar), dan orang tua.




DAFTAR PUSTAKA

Ø http.//situsbaca.bloqspot.com/2011/12/landasan-yuridis-nasional.html
Ø peraturan pemerintahan RI No.19 tahun 2005 tentangstandar nasional pendidikan
Ø pidarta,made.2007,landasan kependidikan:stimulus ilmu bercorak indonesia,jakarta : rineka cipta
Ø PROF.DR.M.S,KAELAN, Yogyakarta,”Pendidikan Pancasila”,PARADIGMA
Ø M.Si.,S.pd.Winarno,Pendidikan Kewarganegaraan,PT Bumi Aksara,cetakan ke 2
Ø Undang-undang No.20,tahun,1989,Sistem pendidikan nasional
Ø Undang-undang RI,No.14 ,tahun,2005,tentang Guru-Dosen

KETENTUAN PERALIHAN, KETENTUAN PENUTUP



BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 72
Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang pada saat Undang-undang ini diundangkan belum berbentuk badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 tetap berlaku sampai dengan terbentuknya Undang-undang yang mengatur badan hukum pendidikan.

Pasal 73
Pemerintah atau Pemerintah Daerah wajib memberikan izin paling lambat dua tahun kepada satuan pendidikan formal yang telah berjalan pada saat Undang-undang ini diundangkan belum memiliki izin.

Pasal 74
Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390) yang ada pada saat diundangkannya Undang- undang ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-undang ini.

BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 75
Semua peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk melaksanakan Undang-undang ini harus diselesaikan paling lambat dua tahun terhitung sejak berlakunya Undang-undang ini.

Pasal 76
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 48/Prp./1960 tentang Pengawasan Pendidikan dan Pengajaran Asing (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2103) dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390) dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 77
Sistem Pendidikan Nasional
a.       Cita-cita pendidikan
b.      Penyelenggaraan
c.       Sistem Pendidikan Nasional
a)      Definisi pendidikan
b)      Definisi pendidikan nasional
c)      Sistem, dan prinsip pengelenggaraan pendidikan
d)     Hak dan kewajiban warga Negara, orang tua, masyarakat, Negara dan pemerintah
e)      Jalur, jenjang, jenis, dan satuan pendidikan.
f)       Pendidikan anak usia dini, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan  pendidikan jarak jauh.
g)      Kurikulum, bahasa pengantar, peserta, didik, pendidik dan tenaga kependidikan (Untuk Pendidikan Dasar dan Pendidikan mengegah)
h)      Sarana dan prasarana, pendanaan, pengelolaan pendidikan, dan peran serta masyarakat dalam pendidikan.
i)        Evaluasi akkreditasi, sertifikasi, dan standar nasional pendidikan.
d.      Standar nasional pendidikan : TK/RA, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
1.      Pengertian, lingkup, fungsi, dan tujuan standar nasioanl pendidikan ( PP RI No.19 Tahun 2005 Tentang Standar nasional pendidikan).
2.      Standar isi.
3.      Standar proses.
4.      Standar kompetensi lulusan
5.      Standar pendidikan dan tenaga kependidikan.
6.      Standar sarana dan prasarana.
7.      Standar pengelolaan.
8.      Standar pembiyaan.
9.      Standar penilaian pendidikan
e.       Guru sebagai pendidikan propesional ( Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
1.      Guru, kedudukan, fungsi,dan tujuan.
2.      Prinsip profesionalitas.
3.      Kualitas, kompetensi, dan sertifikasi
4.      Hak dan kewajiban.
5.      Wajib kerja dan ikatan dinas.
6.      Pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian
7.      Pembinaan dan pengembangan.
8.      Penghargaan.
9.      Perlindungan.
10.  Cuti.
11.  Organisasi propesi dankode etik
12.  Sanksi.
13.  Ketentuan peralihan
14.  Ketentuan penutup